Sabtu, 24 Desember 2011

potret kehidupan

Kemiskinan Karena Pembangunan Tak Merata

Sejauh ini tingkat kemiskinan belum juga jauh berkurang. Menurut ketua dewan pembuna himpunan pengusaha muda Indonesianhal ini terjadi karena pembangunan yang kurang merata. Ia mengkritik pemerintah karena hanya berfokus pada pembangunan di kota yang kaya sumber daya alam. Sementara itu, masih banyak daerah tertinggal yang mayoritas masyarakat miskin.
Bukan hanya ekonom dan pengusaha yang mengkritik. Pegiat lembaga swadaya masyarakat pun melihat bolong besar dalam upaya pemberantasan masyarakat dari kemiskinan. Kemakmuran rakyat dikhawatirkan semakin sulit tercapai mengingat postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012. Belanja egawai tahun depan ditetapkan Rp 215,7 triliun. Pencapaian kemakmuran rakyat juga sulit tercapai karena anggaran kemiskinan kerap diselewengkan. Pada 2011, dianggarkan Rp 86 triliun, bagi 30,02 juta penduduk miskin. Secara sederhana tiap penduduk miskin mendapat alokasi sekitar Rp 2,8 juta per tahun atau sekitar Rp 238 ribu per bulan. Angka ini lebih tinggi dari garis kemiskinan.Tantangan yang dihadapi bangsa ini bertambah pelik dengan hadirnya krisis ekonomi.
Bank dunia mengingatkan perlunya penyiapan sistem peencanaan keuangan secara lebih modern. Dengan begitu, diharapkan perencanaan dan penyerapan anggaran bisa tepat waktu dan sasaran. Dalam catatan bank dunia penyerapan anggaran Indonesia pada 2010 masih di bawah 90 persen dan lebih banyak untuk belanja modal. Apalagi, kebiasaan Indonesia penyerapan anggaran baru optimal pada akhir tahun. Namun persoalannya masih sama yakni kultur masyarakat Indonesia yang terbiasa menyelesaikannya pada detik terakhir.


Referensi : Tempo edisi 18 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar