Rabu, 14 Desember 2011


KARL MARX

Karl Marx lahir di Trier, Prussia tanggal 5 Mei 1818. Ayahnya seorang pengacara, memberikan nuansa kehidupan kelas menengah pada keluarganya. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga rabi, namun karena alasan bisnis ayahnya berganti agama menjadi Lutherian ketika Karl Marx masih sangat muda. Pada tahun 1841 Marx memperoleh gelar Doktor Filsafatnya dari Universits Berlin, seolah yang sangat dipengaruhi Hegel dan para hegelianmuda yang begitu suportif, namun kritis terhadap guru mereka. Disertasi Doktoral Marx hanyalah satu risalah filosofis yang hambar, namun hal ini mengantisipasi banyak gagasannya kemudian. Setelah lulus ia menjadi penulis di koran radikal-liberal dan dalam  kurun waktu 10 bulan menjadi editor kepala. Namun, kareana posisipolitisnya, koran ini ditutup 10 bulan kemudian oleh pemerintah. Esai-esai awal yang dipublikasikan pada periode itu mulai merefleksikan sejumlah pandangan-pandangan yang akan mengarahkan Marx sepanjang hidupnya. Dengan bebas, esai-esai tersebut menyebarkan prinsip-prinsip demokrasi, humanisme, dab idealisme muda. Ia menolak sifat abstrak filsafat Hegelin, impian naif komunis-utopis, dan para aktifis yang menyerukan hal-hal yang dipandangnya sebagai aksi politik prematur.
 
Pada tahun 1849 Marx pindah ke London, dan karena kegagalan revolusi politiknya pada tahun 1848, ia mulai menarik diri dari aktivitas revolusioner aktif dan beralih ke penelitian yang lebih serius dan terperinci tentang bekerjanya sistem kapitalis. Pada tahun 1952, ia mulai studi terkenalnya tentang kondisi kerja dalam kapitalisme di British Museum.
                                           
Studi-studi ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku Capital, yang jilid pertamanya terbit pada tahun 1867, dua jilid yang lain terbit setelah ia meninggal. Ia hidup miskin selama tahun-tahun itu, dan hampir tidak mampu bertahan hidup dengan sedikitnya pendapatan dari tulisan-tulisannya dan dari bantuan Engels. Pada tahun 1864 Marx terlibat dalam aktivitas politik dengan bergabung dengan International,  gerakan pekerja internasional. Ia segera mengemuka dalam gerakan ini dan menghabiskan selama beberapa tahun di dalamnya. Ia mulai meraih ketenaran baik sebagai pemimpin International maupun sebagai penulis buku Capital. Namun disintegrasi yang dialami International pada tahun 1876, gagalnya sejumlah gerakan revolusioner, dan penyakit yang dideritanya menandai akhir karier Marx. Istrinya meninggal pada tahun 1881, anak perempuannya tahun 1882, dan Marx sendiri pada tanggal 14 Maret 1883.


Konsep Marx tentang Manusia (humanisme)
a.       Sifat Dasar Manusia
            Bagi Marx, konsepsi tentang sifat dasar manusia yang tidak memperhitungkan faktor-faktor sosial dan sejarah adalah salah, akan tetapi melibatkan faktor-faktor itu juga tidak sama dengan tidak menggunakan konsepsi tentang sifat dasar manusia sama sekali. Marx sering menggunakan istilah species being. Yang dia maksud adalah potensi-potensi dan kekuatan-kekuatan yang unik yang membedakan kita dengan spesies yang lain.
            Sebagaian Marxis, seperti Louis Althusser (1969: 229), berpendapat bahwa Marx dewasa tidak meyakini adanya sifat dasar manusia apa pun. Tentu saja ada alasan-alasan untuk menganggap sifat dasar manusia tidak penting bagi seseorang yang tertarik mengubah masyarakat. Ide-ide tentang sifat dasar manusia seperti ketamakan, kecenderungan pada kekerasan, perbedaan gender “alamiah” kita sering digunakan untuk menentang perubahan sosial apa pun. Konsepsi-konsepsi sifat dasar manusia itu konservatif. Jika problem-problem kita disebabkan oleh sifat dasar kita, maka kita lebih baik belajar untuk membiasakan diri untuk mencoba mengubah segala sesuatu.
            Meskipun demukian, jelas sekali bahwa Marx memiliki konsep sifat dasar manusia (Geras, 1983). Beberapa konsepsi tentang sifat dasar manusia adalah bagian dari teori sosiologi. Konsep kita tentang sifat dasar manusia mendikte bagaimana masyarakat bisa disokong dan diubah, akan tetapi yang paling penting bagi teori Marx adalah, anjurannya bagaimana masyarakat harus diubah.
b.      Kerja
Bagi Marx, spesies manusia dan sifat dasarnya terkait erat dengan kerja. Bagian penting pandangan Marx tentang hubungan antara kerja dan sifat dasar manusia diantaranya, pertama, yang membedakan kita dengan binatang adalah bahwa kerja kita mewujudkan suatu hal di dalam realitas yang sebelumnya hanya ada di dalam imajinasi. Produksi kita merefleksikan tujuan kita. Marx menyebut proses di mana kita menciptakan objek-objek eksternal di luar pikiran internal kita dengan objektivikasi. Kedua, kerja ini bersifat material. Ia bekerja dengan alam material untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan material kita. Ketiga, Marx percaya bahwa kerja ini tidak hanya mengubah alam, tetapi juga mengubah kita, termasuk kebutuhan, kesadaran, dan sifat dasar kita. Kerja, oleh karena itu, pada saat yang sama merupakan (1) obyektivikasi tujuan kita, (2) pembentukan suatu relasi yang esensial antara kebutuhan manusia dengan obyek-obyek material kebutuhan kita, dan (3) transformasi sifat dasar kita.
c.       Alienasi
Walaupun Marx percaya bahwa ada hubungan yang inheren antara kerja dan sifat dasar manusia, tetapi dia juga berpendapat kalau hubungan ini telah diselewengkan oleh kapitalisme. Dia menyebut hubungan yang diselewengkan ini dengan alienasi (D.Cooper, 1991; Meisenhelder, 1991).
Walaupun individulah yang mengalami alienasi dalam masyarakat kapitalis, fokus analitis dasar Marx adalah struktur kapitalisme yang jadi biang alienasi ini (Israel, 1971). Marx menggunakan konsep alienasi untuk menyatakan pengaruh produksi kapitalis terhadap manusia dan terhadap masyarakat. Hal terpenting yang patut dicatat di sini adalah sistem dua kelas di mana kapitalis menggunakan dan memperlakukan para pekerja (dan dengan cara demikian, waktu kerja mereka) dan alat-alat produksi mereka (alat-alat dan bahan mentah) sebagaimana produk-produk akhir dan para pekerja dipaksa menjual waktu kerja mereka kepada kapitalis agar mereka bisa bertahan.
Teori Kelas Sosial
Teori kelas dari Marx berdasarkan pemikiran bahwa: “sejarah dari segala bentuk masyarakat dari dahulu hingga sekarang adalah sejarah pertikaian antar golongan”. Menurut pandangannya, sejak masyarakat manusia mulai dari bentuknya yang primitif secara relatif tidak berbeda satu sama lain, masyarakat itu tetap mempunyai perbedaan-perbedaan fundamental antara golongan yang bertikai di dalam mengejar kepentingan masing-masing golongannya. Dalam dunia kapitalisme misalnya, inti dari kapitalisme yaitu pabrik lebih merupakan tempat utama terjadinya pertentangan-pertentangan antara golongan yaitu mereka yang mengeksploitir dan mereka yang dieksploitir, antara pembeli dan penjual dan antara buruh dan majikan; daripada merupakan tempat terjadinya kerja sama yang fungsional. Kepentingan golongan serta konfrontasi fisik yang ditimbulkannya adalah merupakan faktor utama dari proses sosial di dalam sejarah.
Analisis Marx selalu mengemukakan bagaimana hubungan antara manusia terjadi dilihat dari hubungan antara posisi masing-masing terhadap sarana-sarana produksi, yaitu dilihat dari usaha yang berbeda dalam mendapatkan sumber- sumber daya yang langka. Ia mencatat bahwa perbedaan atas sarana tidak selalu menjadi penyebab pertikaian antar golongan. Tetapi dia membenarkan bahwa tiap golongan masyarakat mempunyai cara khas yang dapat menimbulkan konflik antar golongan karena masyarakat secara sistematis menghasilkan perbedaan pendapat antara orang-orang atau golongan yang berbeda tempat atau posisinya di dalam suatu struktur sosial dan lebih penting lagi dalam hubungannya dengan sarana produksi. Marx memiliki anggapan yang begitu kuat bahwa posisi di dalam struktur sedemikian ini selalu mendorong mereka untuk melakukan tindakan  yang bertujuan untuk memperbaiki nasib mereka.
Meskipun demikian, sesungguhnya kepentingan golongan di dalam sosiologi Marx tidak dianggap sebagai sesuatu yang paling utama. Orang-orang berkembang di bawah lindungan orang-orang lain yang menduduki posisi sosial tertentu dan menuju ke arah keadaan sosial tertentu pula. Demikian yang terjadi di dalam perusahaan industri pada mulanya dimana pertikaian telah memecah kepentingan personal dari sekelompok orang-orang yang tidak saling mengenal satu sama lain. tetapi demi mempertahankan upah mereka, kepentingan personal yang terpilih itu berkembang menjadi kepentingan bersama untuk menghadapi para majikan mereka, dan kepentingan bersama inilah yang mempersatukan mereka itu. Denga kata lain Marx hendak mengatakan bahwa manusia sebagai orang perorang hanya akan bergabung untuk membentuk suatu barisan (front) apabila harus melakukan konfrontasi terhadap golongan lain. kalua tidak, mereka akan hidup saling bertentangan satu sama lain dan selalu di dalam suasana bermusuhan.
Kemampuan kepentingan bersama (common interest) dari anggota-anggota satu lapisan sosial tertentu diperoleh dari lapisan sosial itu juga dari kedudukan lapisan sosial itu di dalam struktur sosial dan hubungan-hubungan produksi. Hanya orang-orang yang berkedudukan sama yang terlibat di dalam pertikaian akan mengubah pengertian “klase an sich” (kelas pada hakekatnya) menjadi “klasse fur sich” (kelas untuk kepentingan pribadi) dimana orang-orang itu akan terlibat di dalam perjuangan bersama dan oleh karenanya mereka menjadi sadar akan nasib yang menimpa mereka.
Meskipun sejumlah orang menempati posisi yang sama dalam proses produksi dan meskipun secara obyektif mereka mempunyai tujuan yang sama, hanya dengan mempersatukan diri mereka mampu membentuk suatu kesadaran kelas dan yang merupakan suatu badan yang menentukan sejarah, apabila mereka menyadari akan kebersamaan kepentingannya melalui konflik-konflik dengan kelas-kelas oposisi.
Bagi Marx, dasar dari sistem stratifikasi adalah tergantung dari hubungan kelompok-kelompok manusia terhadap sarana produksi. Yang termasuk ke dalam kelas modern yang terpenting hanyalah mereka yang bisa disebut “pemilik tenaga kerja”, pemilik modal, dan tuan-tuan tanah yang sumber keuangannya yang terpenting tergantung dari penerimaan upah, laba dan sewa tanah. Yang disebut kelas dalam hal ini adalah suatu kelompok orang-orang yang mempunyai fungsi dan tujuan yang sama dalam organisasi produksi. Meskipun demikian, sebagaimana dapat dilihat bahwa dari kelompok yang mempunyai nasib yang sama kelas-kelas yang memiliki kesadaran diri memerlukan sejumlah kondisi tertentu untuk menjamin kelangsungannya, yaitu mereka memerlukan adanya suatu jaringan komunikasi di antara mereka, memusatkan massa rakyat, serta kesadaran akan adanya musuh bersama dan adanya suatu bentuk organisasi yang rapi. Kesadaran kelas hanya akan dan dapat tumbuh bila ada titik temu yang ideal terhadap materi, yaitu kombinasi antara permintaan ekonomi dan politis dengan permintaan moral dan ideologis.
Dengan cara berpikir yang sama, Marx mengemukakan pernyataan bahwa kelas pekerja (kaum buruh) harus mengembangkan kesadaran kelas, apabila kondisi tertentu yang dibutuhkan untuk itu telah ada dan mendorong untuk menyatakan bahwa kaum borjuis tidak mampu mengembangkan kesadaran yang sama bagi kepentingan kolektif mereka karena adanya persaingan yang ketat antara produsen-produsen kapitalis.

referensi :

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2011. Teori Sosiologi. Yogyakarta:       Kreasi Wacana.
Siahaan, Hotman M. 1986. Pengantar ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
Magnis, Franz dan Suseno. 2001. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.





JEMBATAN AMBRUK “ KUTAI, KALIMANTAN TIMUR”


Setelah robohnya Mahakam II mencerminkan betapa kusut pengelolaan jembatan gantung di Tenggarong , Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu. Dari bukti-bukti yang ada faktor alam sulit dijadikan kambing hitam. Kemungkinan terjadi pergeseran tanah kecil sekali, karena wilayah ini tidak berada di jalur gunung api. Tak ada pula angin besar seperti ketika Tacoma Narrow Bridge di Washington, Amerika Serikat rontok tujuh dekade silam. Besar kemungkinan robohnya kecerobohan manusia. Temuan Kementrian Pekerja Umum tak jauh berbeda. Penyambungan kabel gantung dan kabel utama pada jembatan itu terlepas. Dampaknya sangat fatal. Putusnya tali berefek domino yang pada akhirnya meruntuhkan jembatan. Versi Bukaka tentang penyebab ambruknya jembatan yaitu proses pembangunan dan perawatan yang tak sesuai dengan standard perlu diteliti. Fakta lain yang harus diselidiki polisi adalah kemungkinan penyelewengan dalam proses pembangunan. Analisis Bukaka bahwa jembatan gantung sepanjang 170 meter ini sudah sejak awal bermasalah. Usia jembatan saat ini baru 10 tahun padahal menurut para ahli seharusnya masa layak jembatan sedikitnya 30 tahun. Jembatan Tenggarong pun tercatat sudah 3 kali direhabilitasi. Artinya kondisinya sangat ringkih. Salah satu jembatan terpanjang dunia Golden Gate di San Fransisco misalnya sejak didirikan pada 1937 baru dicat ulang 27 tahun kemudian untuk melawan korosi. Kesimpulan akhir penyebab runtuhnya jembatan memang masih harus menunggu hasil penyelidikan polisi dan uji sampel kualitas material di Institut Teknologi Bandung. Namun, dari sederet fakta yang ada sulit ditampik ada berbagai indikasi ketidakberesan dari proses perawatan, pembangunan, hingga perbaikan jembatan.


referensi : media massa cetak

PESTA DEMOKRASI “PEMILWA 2011”

Dalam perjalanan kehidupan mahasiswa tidak selamanya harus berkutat dengan akademis, ada kesadaran yang harus di tumbuhkan demi mencapai kemajuan kampus secara utuh, yaitu kesadaran politik dalam mengiring dan membawa kampus ke arah yang lebih baik dan ideal. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan pemilihan Mahasiswa ( Pemilwa). Pemilwa merupakan salah satu bagian dari proses bedemokrasi. Pers mahasiswa merupakan salah satu bagian dari demokrasi di kampus. Dalam kehidupan demokrasi, kebebasan berpendapat baik itu lisan maupun tulisan itu penting. Hal ini merupakan kabar baik bagikehidupan kampus dalam rangka menciptakan kehidupan yang demokratis. Mahasiswa adalah bagian terpenting masyarakat yang mempunyai kesadaran pendidikan lebih dibanding yang lain. mahasiswa dicetak untuk menjadi insan yang mampu menjawab dan memberikan solusi terhadap masalah sosial dan bangsa. Kehadirannya dengan kapasitas pengetahuan yang dimiliki diharapkan menjadi angin segar dalam keterpurukan bangsa. Sehingga pemilwa ini adalah bentuk kepedulian sosial kita terhadap masa depan mahasiswa secara menyeluruh.