JEMBATAN AMBRUK “
KUTAI, KALIMANTAN TIMUR”
Setelah robohnya Mahakam II mencerminkan betapa kusut
pengelolaan jembatan gantung di Tenggarong , Kutai Kartanegara, Kalimantan
Timur itu. Dari bukti-bukti yang ada faktor alam sulit dijadikan kambing hitam.
Kemungkinan terjadi pergeseran tanah kecil sekali, karena wilayah ini tidak
berada di jalur gunung api. Tak ada pula angin besar seperti ketika Tacoma
Narrow Bridge di Washington, Amerika Serikat rontok tujuh dekade silam. Besar kemungkinan
robohnya kecerobohan manusia. Temuan Kementrian Pekerja Umum tak jauh berbeda. Penyambungan
kabel gantung dan kabel utama pada jembatan itu terlepas. Dampaknya sangat
fatal. Putusnya tali berefek domino yang pada akhirnya meruntuhkan jembatan. Versi
Bukaka tentang penyebab ambruknya jembatan yaitu proses pembangunan dan
perawatan yang tak sesuai dengan standard perlu diteliti. Fakta lain yang harus
diselidiki polisi adalah kemungkinan penyelewengan dalam proses pembangunan. Analisis
Bukaka bahwa jembatan gantung sepanjang 170 meter ini sudah sejak awal
bermasalah. Usia jembatan saat ini baru 10 tahun padahal menurut para ahli
seharusnya masa layak jembatan sedikitnya 30 tahun. Jembatan Tenggarong pun
tercatat sudah 3 kali direhabilitasi. Artinya kondisinya sangat ringkih. Salah satu
jembatan terpanjang dunia Golden Gate di San Fransisco misalnya sejak didirikan
pada 1937 baru dicat ulang 27 tahun kemudian untuk melawan korosi. Kesimpulan akhir
penyebab runtuhnya jembatan memang masih harus menunggu hasil penyelidikan
polisi dan uji sampel kualitas material di Institut Teknologi Bandung. Namun,
dari sederet fakta yang ada sulit ditampik ada berbagai indikasi ketidakberesan
dari proses perawatan, pembangunan, hingga perbaikan jembatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar